Memahami Dasar Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) ini sebenarnya sangat banyak kita temui pada saat ini, contoh sederhananya yaitu asisten virtual google atau siri dan bixby. AI ini memang bukan hal yang baru kita temui tapi setiap perkembangannya selalu bisa menarik perhatian kita.
Ketika membahas AI yang terbayang dipikiran kita adalah sebuah robot yang akan mempermudah pekerjaan manusia dengan kemampuan berpikirnya yang menyerupai manusia. Mari merujuk pada penjelasan AI sendiri yaitu bentukan simulasi dari kecerdasan yang dimiliki manusia yang dimodelkan dalam mesin dan di program agar bisa berfikir layaknya manusia. Maka AI ini bukan hanya dalam bentukan robot tapi bisa dalam bentukan apapun yang menekankan pada kecerdasan mesin yang memberikan respon layaknya manusia.
Untuk membangun AI kita tidak bisa lepas dari penggunaan data-data yang berperan sebagai pengalaman bagi AI yang bisa meningkatkan kecerdasannya. Dengan data yang telah disediakan AI ini bisa terus belajar dengan sendirinya dengan kesalahan yang telah dibuatnya dalam artian mampu melakukan self correction.
Contohnya Alphago Program, yaitu suatu robot yang mampu memainkan Board Go Game. Robot ini awalnya hanya bisa melakukan satu kali permainan dalam satu waktu kemudian dikembangkan lagi hingga bisa memainkan beberapa permainan dalam satu waktu hingga AI ini mendapatkan lebih banyak data sampai pada akhirnya robot ini mampu mengalahkan juara dunia Go Game di tahun 2016. Contoh AI lainnya yaitu pengenalan wajah yang ada pada facebook setiap kali membuat postingan yang dikenal dengan Facebook Deepface, sama halnya dengan pengenalan wajah yang tersedia pada smartphone.
Suatu mesin dapat dikategorikan ke dalam Artificial intelligence jika dapat melakukan
1. Acting humanly (sistem dapat bertindak layaknya manusia)
2. Thingking humanly (berpikir seperti manusia)
3. Think and Act rasionally ( berpikir dan bertindak secara rasional)